Unknown


Bakso Yatmin Cikarang

Bakso Kuah : Rp. 10.000

Mie Ayam Bakso : Rp. 12.000

Bakso Mie Kuning : Rp. 10.000

Bakso Mie Putih : Rp. 10.000


Bakso Mitra Cikarang


Bakso Kuah : Rp. 8.000

Mie Ayam Bakso : Rp. 10.000


Bakso Lapangan Tembak MM


Bakso Kuah : Rp. 17.000 






Kebab Kedai Rafal
Kebab Jumbo : Rp. 10.000

Kebab Mini : Rp. 8.000





Ikan Bakar D'Cost Sea Food

Ikan Nila Bakar Kecap Besar : Rp. 46.000,- 

Unknown
Sidang Studi Kasus = Rp. 1.000.000,-
Print Laporan Studi Kasus = 
  1. Foto Copy Format (ANC-KB) = Rp. 5.000,-
  2. Print Bab 1 dan 2 (150 halaman) = Rp. 50.000,- (10rb = 3 lembar)
  3. Print Revisi Bab 1 - 4 (158 halaman) = Rp. 80.000,- (5rts = 1 lembar)
  4. Print Revisi Bab 1, 3 dan 4 (50 halaman) = Rp. 25.000,- (5rts = 1 lembar)
  5. Print Revisi Bab 4 dan 5 (26 halaman) = Rp. 13.000,- (5rts = 1 lembar)
  6. FotoCopy 4 Rangkap = Rp. 175.000,- 
  7. HardCover 3 Rangkap = Rp. 75.000,- 
  8. Print keseluruhan = Rp. 125.000,- 
  9. Burning CD + CD = Rp. 10.000,- 
Total keseluruhan Rp. 1.558.000,- 
Unknown

Cappuccino/Vannila Late/Moccacino/etc Bubble-Double Oreo-Ice Cream-Keju-Chocolatos : Rp. 10.000,-

Cappuccino/Manggo/Vannila Late/etc Bubble Jumbo : Rp. 7000,-

Cappuccino/Manggo/Vannila Late/etc Bubble Mini : Rp. 4500,-







Jus Sirsak/Mangga/Jambu/Stawberry in Cikarang : Rp. 6.000,-

Jus Sirsak/Mangga/Jambu/Stawberry in Solaria : Rp. 9.000,-


Jus Melon/Jambu/Stawberry in D'Cost Sea Food : Rp. 8.000,-



 Iced Mocha Latte in Warung Tekko : Rp. 18.500,-
Unknown


النفس تبكي على الدنيا وقد علمت…أن السلامة فيها ترك ما فيها
(Sungguh aneh) jika jiwa menangis karena perkara dunia (yang terluput) padahal jiwa tersebut mengetahui bahwa keselamatan adalah dengan meninggalkan dunia
لا دار للمرء بعد الموت يسكنها…إلا التي كان قبل الموت يبنيها
Tidak ada rumah bagi seseorang untuk ditempati setelah kematian, kecuali rumah yang ia bangun sebelum matinya
فإن بناها بخير طاب مسكنه…وإن بناها بشر خاب بانيها
Jika ia membangun rumahnya (tatkala masih hidup) dengan amalan kebaikan maka rumah yang akan ditempatinya setelah matipun akan baik pula
أموالنا لذوي الميراث نجمعها…ودورنا لخراب الدهر نبنيها
Harta kita yang kita kumpulkan adalah milik ahli waris kita, dan rumah-rumah (batu) yang kita bangun akan rusak dimakan waktu
كم من مدائن في الآفاق قد بنيت…أمست خرابا وأفنى الموت أهليها
Betapa banyak kota (megah) dipenjuru dunia telah dibangun, namun akhirnya rusak dan runtuh, dan kematian telah menyirnakan para penghuninya
أين الملوك التي كانت مسلطنة…حتى سقاها بكأس الموت ساقيها
Dimanakah para raja dan pimpinan yang dahulu berkuasa? Agar mereka bisa meneguk cangkir kematian
لا تركنن إلى الدنيا فالموت…لا شك يفنينا ويفنيها
Janganlah engkau condong kepada dunia, karena tidak diragukan lagi bahwa kematian pasti akan membuat dunia sirna dan membuat kitapun fana
واعمل لدار غدا رضوان خازنها…والجار أحمد والرحمن بانيها
Hendaknya engkau beramal untuk rumah masa depan yang isinya adalah keridhaan Allah, dan tetanggamu adalah Nabi Muhammad serta yang membangunnya adalah Ar-Rohman (Allah yang maha penyayang)
قصورها ذهب والمسك طينتها…والزعفران حشيش نابت فيها
Bangunannya terbuat dari emas, dan tanahnya menghembuskan harumnya misk serta za’faron adalah rerumputan yang tumbuh di tanah tersebut
أنهارها لبن مصفى ومن عسل…والخمر يجري رحيقا في مجاريها
Sungai-sungainya adalah air susu yang murni jernih, madu dan khomr, yang mengalir dengan bau yang semerbak
والطير تشدو على الأغصان عاكفة…تسبح الله جهرا فى مغانيها
Burung-burung berkicau di atas ranting dan dahan di atas pohon-pohon yang ada di surga
Mereka bertasbih memuji Allah dalam kicauan mereka
فمن يشتري الدار في الفردوس يعمرها…بركعة في ظلام الليل يحييها
Siapa yang hendak membangun surga firdaus maka hendaknya ia memenuhinya dengan sholat di dalam kegelapan malam..
Unknown


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Morbiditas dan mortalitas pada ibu adalah masalah besar di seluruh negara terutama bagi negara miskin serta negara berkembang. Kematian ibu  ini disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, serta masa nifas atau penaganannya sedang kesakitan ibu disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan atas komplikasi ringan sampai berat berupa komplikasi permanen atau menahun yang terjadi sesudah masa nifas. (Prawirohardjo,  2010 ; hal. 54).
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan yang tidak tepat dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS dan penyakit kardiosvaskuler (Prawirohardjo, 2010 ; hal. 54)
Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menteri kesehatan negara-negara Asia Tenggara yang bertemu di New Delhi, India, pada 8-11 September 2008, melakukan pembahasan khusus tentang angka kematian ibu di kawasan Asia Tenggara yang tergolong masih tinggi. Menurut data statistik yang dikeluarkan WHO sebagai badan PBB yang menangani masalah bidang kesehatan, mencatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun. (WHO,2008)
Berdasarkan data penelitian World Bank tahun 2008, Angka Kematian Ibu saat melahirkan adalah 420 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi mencapai 39 per 1.000 kelahiran hidup. (wikjosastro, 2006)
WHO memperkirakan, sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia , Nepal dan Myanmar.
Saat ini Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di indonesia masih tertinggi di asia tenggara. Tercatat pada tahun 2007 angka kematian ibu mencapai 228 orang per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 34 orang per 1000 kelahiran hidup. (BKKBN,2010)
Berdasarkan hasil SDKI 2007 derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu 228/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan tahun 2008, 4.692 jiwa ibu melayang dimasa kehamilan, persalinan, dan nifas. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 KH, terjadi stagnasi bila dibandingkan dengan SDKI 2003 yaitu 35 per 1000 KH. (DepKes RI, 2007)
Provinsi Jawa Barat AKI pada tahun 2009 mencapai 259/100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB mencapai 35/1000 kelahiran hidup (Badan pusat statistic). Adapun upaya yang di lakukan Jawa barat untuk menurunkan angka kematian bayi selain mengikuti program pemerintah yaitu program jamkesda (jaminan kesehatan daerah). (Dinkes, 2009)
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada tahun 2009 jumlah AKI dan AKB sebanyak 23 kasus dan 84 kasus. Dan pada tahun 2010 jumlah AKI dan AKB sebanyak 20 kasus dan 59 kasus. (Dinkes kota Bekasi 2010).
Serta menurut Dr. Dewi Motik menyampaikan tingginya AKI antara lain dipicu oleh 4 kondisi kehamilan yang tidak ideal yang disebut ‘4 terlalu’ berdasarkan data SDKI 2007 adalah Kehamilan terlalu muda (kurang dari 18 tahun) menyebabkan 3 % kematian ibu di Indonesia, Usia yang terlalu tua untuk hamil (diatas 35 tahun) yakni 4.7 %, Jarak kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) menyumbang 5.5 % dan kehamilan terlalu banyak (lebih dari 3 anak) yakni 8.1 %. Untuk mencegah 4 kondisi tidak ideal ini dibutuhkan pengaturan kehamilan melalui alat kontrasepsi. Sementara Mentri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar, .Ip. Mengungkapkan bahwa tingginya AKI dipicu oleh sebab langsung dan tidak langsung yang diindikasikan dengan ‘3 Terlambat’ yaitu Terlambat mengambil keputusan (sehingga terlambat mengambil keputusan), terlambat sampai ke tempat tujuan (karena kendala transportasi) dan terlambat mendapatkan penanganan (karena keterbatasan sarana dan sumber daya manusia). (DetikHealth.com, 2010)
Departemen Kesehatan menargetkan angka kematian ibu pada 2010 sekitar 226 orang dan pencapaian target MDGs yang ke 5 pada tahun 2015 menjadi 102 orang per tahun. Serta Depkes telah mematok target penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015.
Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbukti mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program dengan menggunakan “stiker” ini, dapat meningkatkan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan, termasuk perencanaan pemakaian alat/ obat kontrasepsi pasca persalinan.
Selain itu, program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga didorong untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Perencanaan persalinan dapat dilakukan manakala ibu, suami dan keluarga memiliki pengetahuan mengenai tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas; asuhan perawatan ibu dan bayi; pemberian ASI; jadwal imunisasi; serta informasi lainnya. Semua informasi tersebut ada di dalam Buku KIA yang diberikan kepada ibu hamil setelah didata melalui P4K. Buku KIA juga berfungsi sebagai alat pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil serta pemantauan pertumbuhan bayi sampai usia 5 tahun.
Kementerian Kesehatan DR. dr. Siti Fadhillah Supari, M.Kes telah melakukan upaya mengatasi masalah dalam menurunkan AKI dan AKB diantaranya mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat. ”Dengan dibangunnya Pondok Bersalin Desa (Polindes) di setiap desa dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak,” kata Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc.,Ph.D saat membuka acara Workshop Nasional Pelayanan Kebidanan.
Kebijakan pelaksanaan program lainnya untuk penurunan AKI – AKB 2008 difokuskan pada Pelaksanaan :
1.      Program Perencanaan Persalinan dan Persiapan Komplikasi (P4K) dengan Stiker di seluruh wilayah Puskesmas
2.      Kemitraan Bidan dan Dukun
3.      PONED/PONEK
4.      UTD di daerah
5.      Pelayanan KB berkualitas serta
6.      Pemenuhan SDM kesehatan.
Sebagai tenaga pelaksana, bidan berwenang dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi. Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan dan melakukan tindakan atau merujuk ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penegangan tali pusat yang benar, penemuan dini komplikasi, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas (Depkes RI, 2003)
Pemeriksaan kehamilan dilakukan 4 kali selama kehamilan, apabila ibu tidak secara rutin memeriksakan kehamilan kemungkinan dapat menjadi risiko baik terhadap ibu maupun bayi yang dikandungnya, karena ibu hamil yang pada mulanya normal dapat menjadi berisiko tinggi untuk terjadi komplikasi kehamilan, hal ini dapat menyebabkan kematian baik kepada ibu maupun janin. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan kekuatan sendiri. Masa nifas merupakan masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Salah satu penyebab kematian ibu terjadi pada masa nifas, hal ini disebabkan karena sepsis puerperalis, perdarahan post partum, dan infeksi nifas.  Akan tetapi komplikasi-komplikasi yang terjadi dapat dicegah bila ibu mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai selama kehamilan, persalinan, nifas secara optimal yaitu dengan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur minimal 4 kali selama kehamilan, dengan antenatal care yang teratur maka dapat mendeteksi sedini mungkin adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, bersalin, dan nifas. Serta dapat mempersiapkan persalinan yang aman, yaitu persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan seperti dokter, atau bidan sehingga dapat mengurangi sedini mungkin. (Saifuddin, 2008)
Di Bekasi berdiri RB yang bernama Dinnuriza, RB tersebut di bangun sudah lebih dari 25 tahun lamanya, pendiri RB Dinnuriza adalah Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes. Dari data yang di dapat pada bulan Desember 2012 lalu pemeriksaan ANC di RB tersebut mencapai 66 orang, kemudian ibu bersalin atau INC mencapai 27 orang diantaranya partus normal dan komplikasi, kemudian ibu nifas atau PNC mencapai 27 orang serta bayi baru lahir BBL mencapai 27 orang.
Dari data bulan terakhir pasien RB Dinnuriza sangat tinggi oleh karena itu, pengawasan kehamilan, pertolongan persalinan, pengawasan masa nifas dan bayi baru lahir sangatlah penting sebagai salah satu upaya menurunkan AKI dan AKB di Indonesia khususnya di wilayah Bekasi. Dengan melatar belakangi masalah diatas, penulis malakukan studi kasus melalui pendekatan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. N G2P1A0 di RB Dinnuriza Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes Bekasi 2013.

1.2    Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir fisiologis pada Ny. N di RB Dinnuriza Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes.
1.2.2   Tujuan Khusus
1.    Mahasiswa mampu melakukan / memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan Ny. N di RB Dinnuriza Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes. dengan pendokumentasian secara SOAP.
2.    Mahasiswa mampu melakukan / memberikan asuhan kebidanan pada persalinan Ny. N di RB Dinnuriza Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes. dengan pendokumentasian secara SOAP.
3.    Mahasiswa mampu melakukan / memberikan asuhan kebidanan pada nifas Ny. N di RB Dinnuriza Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes. dengan pendokumentasian secara SOAP.
4.    Mahasiswa mampu melakukan / memberikan asuhan kebidanan pada BBL (Bayi Baru Lahir) Ny. N di RB Dinnuriza Bidan Hj. Narmi Djuhaemi, SSiT, M.Kes. dengan pendokumentasian secara SOAP.
  
1.3    Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan berguna untuk :
1.3.2        Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah bahan referensi di perpustakaan dan menambah masukan untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam menerapkan Asuhan Kebidanan.
1.3.3        Manfaat Bagi Lahan Praktek
Dapat memberikan pelayanan yang komprehensif sehingga komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, dapat terdeteksi sedini mungkin.
1.3.4        Manfaat Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan, serta sebagai bahan evaluasi dalam menilai kemampuan menyiapkan materi untuk persiapan praktik kebidanan secara langsung.


1.4    Tempat dan Waktu
No
Waktu
Tempat
Kegiatan
1
18-12-2012 ; 09.00 WIB
RB Dinnuriza
ANC 1
2
26-12-2012 ; 10.00 WIB
RB Dinnuriza
ANC 2
3
01-1-2013 ; 14.00 WIB
RB Dinnuriza
ANC 3
4
06-1-2013 ; 09.00 WIB
RB Dinnuriza
ANC 4
5
11-1-2013 ; 02.00 - 06.00 WIB
RB Dinnuriza
INC
6
11-1-2013 ; 09.00 WIB
RB Dinnuriza
BBL
7
17-1-2013 ; 16.00 WIB
RB Dinnuriza
BBL
8
11-1-2013 ; 08.00 WIB
RB Dinnuriza
PNC 1
9
11-1-2013 ; 12.00 WIB
RB Dinnuriza
PNC 2
10
17-1-2013 ; 16.00 WIB
RB Dinnuriza
PNC 3
11
25-1-2013 : 09.00 WIB
RB Dinnuriza
PNC 4
PerpustakaanSarahLayaShafura. Diberdayakan oleh Blogger.