Unknown

Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti Rahimahullah Berkata:

"Wajib atas orang berakal untuk bersikap adil terhadap kedua telinganya daripada mulutnya. Hendaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya dijadikan untuknya dua telinga dan satu mulut agar supaya lebih banyak mendengar daripada berbicara. Karena apabila dia berbicara bisa jadi dia menyesal dan apabila tidak berbicara dia tidak menyesal. Lebih mudah baginya mencabut (menarik kembali) apa yang belum diucapkan daripada mencabut (menarik kembali) apa yang telah diucapkan. Kata-kata yang telah diucapkan akan menguasainya (menguasai orang yang telah mengucapkannya) sedangkan yang belum diucapkan, maka dia-lah yang menguasainya. Sungguh mengherankan orang yang mengucapkan kata-kata yang akan membahayakannya, padahal jika tidak diucapkannya tidak akan membahayakannya. Mengapa tidak diam saja? Berapa banyak ucapan yang menyebabkan tercabutnya nikmat!?.

Raudhatul 'Uqalaa' Wa Nuzhatul Fudhalaa"
Karya Abu Hatim Muhammad Ibn Hibban Al-Busti (Wafat 354 H) hlm 35). www.hatibening.com


روضة العقلاء ونزهة الفضلاء - (1 / 45)
قال أبو حاتم رضى الله عنه الواجب على العاقل أن ينصف أذنيه من فيه ويعلم أنه إنما جعلت له أذنان وفم واحد ليسمع أكثر مما يقول لأنه إذا قال ربما ندم وإن لم يقل لم يندم وهو على رد ما لم يقل أقدر منه على رد ما قال والكلمة إذا تكلم بها ملكته وإن لم يتكلم بها ملكها والعجب ممن يتكلم بالكلمة إن هي رفعت ربما ضرته وإن لم ترفع لم تضره كيف لا يصمت ورب كلمة سلبت نعمة
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar

PerpustakaanSarahLayaShafura. Diberdayakan oleh Blogger.