Unknown



إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادى له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدًا عبده  جامع الأحاديث - (7 / 244).

Segala puji bagi Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan serta ampunanNya, kita  berlindung kepadaNya dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barang siapa yang Allah beri hidayah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan utusan Allah.

{يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون } [آل عمران : 102]
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kedapa-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam.” (Qs. Ali Imran : 102)

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1)} [النساء : 1]
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-kalian yang telah menciptakan kalian dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Qs. An-Nisa : 1)

ورسوله { يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدًا . يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزًا عظيمًا } [الأحزاب : 70-71]
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalan dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telag mendapatkan kemenangan yang besar.
Amma ba’du
Ayyuhal Ikhwatu fillah….
Apa saja kiat kita agar ikhlas dan diridhai oleh Allah dalam menuntut ilmu?
            Sudah kita ketahui, ikhlas itu adalah amalan yang sangat sulit sekaligus amalan yang paling besar keutamaannya, sampai-sampai Imam Sufyan Atsauri rahimahullah berkata :

ما جهدت نفسي على شيئ مجاهدتها على الإخلاص
“Tidaklah aku berupaya untuk menundukkan diriku untuk bisa melapangkan sesuatu yang lebih berat dari pada upaya untuk mencapai ikhlas”
            Maka ikhlas ini adalah taufiq dari Allah yang sudah kita ketahui ikhlas jelas dicapai dengan pendalaman terhadap tauhid dan dengan berdo’a kepada Allah untuk dianugrahkan keikhlasan ini.
Secara umum Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam kitabnya Al-fawaid bahwa “Ikhlas itu tidak akan berkumpul dengan dua sifat” yang mana apabila kita hilangkan dua sifat ini kita akan mudah untuk mencapainya.
Yang pertama :
حب الثناء و المدح (Cinta dipuji dan disanjung)
Yang kedua   :
الحرص بما في أيدى الناس
(Ambisi atau cinta untuk mendapatkan balasan yang ada di tangan manusia)
            Jadi, ikhlas tidak akan berkumpul dengan 2 sifat ini. Caranya untuk menghilangkan cinta pujian dan sanjungan adalah dengan kita meyakini bahwa tidak ada satu pun yang pujiannya manfaat dan celaannya mendatangkan kebaikan kecuali Allah. Jadi pujian manusia tidak ada pengaruhnya sama sekali, tidak bisa merubah diri kita sedikitpun.
Kemudian, cara untuk menghilangkan ambisi untuk mendapatkan balasan yang ada di tangan manusia adalah dengan cara, meyakini bahwa apapum yang ada di tangan manusia, maka yang ada pada Allah lebih sempurna, bahkan yang ada di tangan manusia tidak akan kita dapatkan kecuali dengan kehendak Allah. Ini secara kesimpulan dan secara ringkas.
            Adapun cara mendapatkannya jelas dengan cara Mujahadah (bersungguh-sungguh) karena nafsu manusia itu dikatakan di dalam Al-Qur’an.
{ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ} [يوسف : 53]
“Nafsu selalu memerintahkan kepada keburukan”
Makanya kata Nabi Muhammmad Shallallahu ‘alahi wasallam.
السلسلة الصحيحة - مختصرة - (2 / 89)
 549 - ( صحيح )
 [ ألا أخبركم بالمؤمن ؟ من أمنه الناس على أموالهم وأنفسهم والمسلم من سلم الناس من لسانه ويده والمجاهد من جاهد نفسه في طاعة الله والمهاجر من هجر الخطايا والذنوب ] . ( صحيح )
“Orang yang berjihad sebenarnya adalah orang yang berjihad untuk menundukkan hawa nafsunya agar mengikuti ketaatan kepada Allah”.
            Kalau kita sudah ketahui, bahwa ikhlas itu amalan yang paling sulit sekaligus amalan yang paling besar ketuamaannya, maka tidak ada cara lain, maka untuk bisa mencapainya harus dengan Mujahadah.
 Oleh karena itu, penduduk surge di sifati di dalam Al-Qur’an, sebagai orang-orang yang sewaktu di dunia dahulu terbiasa untuk mujhadah.

{ وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41)} [النازعات : 40 ، 41]
“Adapun orang-orang yang takut akan kedudukan Allah, dan selalu melarang memperturutkan hawa nafsunya dari keinginannya, maka sesungguhnya dialah orang yang akan diberikan surge sebagai tempat kembalinya (Qs. An-Nazi’aat. 40-41).
            Jadi orang yang tidak mau berjuang untuk menundukkan hawa nafsunya agar dapat ikhlas dan mencapai kebaikan dalam agama ini, maka dia tidak akan mencapai kebaikan selama-lamanya.
Karena tidak ada seorangpun manusia yang dilahirkan langsung dalam keadaan berilmu, atau langsung dalam keadaan bertaqwa, akan tetapi semua dengan proses. Oleh karena itu, semua sifat baik di dalam agama tidak akan didapatkan kecuali dengan proses latihan.
Dalam hadits yang shohih yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrad. Di mana Rasulullah bersabda :

الجامع الصغير وزيادته - (1 / 410)
إنما العلم بالتعلم و إنما الحلم بالتحلم و من يتحر الخير يعطه و من يتق الشر يوقه
“Sesungguhnya ilmu itu hanyalah di dapat dengan belajar, dan sifat lemah lembut hanyalah di dapat dengan melatih diri agar memiliki sifat tersebut, dan barang siapa yang berusaha untuk melatih dirinya untuk melakukan kebiakan maka dia akan dapatkan, dan barang siapa yang berusaha menghindari keburukan maka dia dihindarkan dari keburukan tersebut”.
Jadi orang itu harus melatih dirinya agar mendapatkan ilmu ketika ia mendapatkan ilmu lalu ia amalkan. Karena jiwa ini susah, jiwa kita itu terbiasa untuk mengharapkan balasan yang Nampak sementara agama balasannya tidak Nampak, Ghaib semua. Maka harus dilatih diri kita agar terbiasa mengamalkan amalan-amalan yang balasannya tidak nampak.
Maka semua yang namanya kebaikan itu kata Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam

الجامع الصغير وزيادته - (1 / 1076)
 10758 - ما يكون عندي من خير فلن أدخره عنكم و إنه من يستعف يعفه الله و من يستغن يغنه الله و من يتصبر يصبره الله و ما أعطي أحد عطاء خيرا و أوسع من الصبر
“Barang siapa yang berusaha bersabar barulah Allah akan memberikan kesabaran”
Jadi, kita belajar setelah itu kita berusaha untuk mengamalkannya seperti halnya ikhlas. Memang sulit berusaha untuk bertauhid, kemudia berusaha agar tidak mengharapkan balasan yang Nampak, tidak mengharapkan pujian manusia. Dan ini semua perlu Mujahadah dan latihan.
Oleh karena itu, latihan terbaik agar mengamalkan ikhlas adalah selalu melatih diri mengamalkan amalan ketika amalan tersebut tidak sesuai dengan yang kita rasakan juga tidak sesuai dengan hawa nafsu kita.

Misalnya : “Ada seseorang yang secara pribadi menyakiti kita, maka kita berusaha berbuat baik kepadanya.” Ini adalah cara melatih diri kita agar tetap ikhlas.
Orang yang selalu menyakiti kita secara pribadi, kita punya dendam kepada seseorang karena dia menyakiti kita, maka kita tolong dia atau kita berbuat baik sama dia. Karena biasanya manusia, kalau orang yang berbuat baik sama dia, dia pasti mudah akan ditolong lagi bukan? Akan tetapi, giliran ia pernah melakukan kesalahan dalam agama atau pribadi, maka biasanya kita susah karena nafsu kita berperan ketika itu.

Ini menunjukan bahwa kita itu berbuat baik sama orang lain karena kemauan diri kita sendiri kadang-kadang. Maka berkata para ulama salaf
حقيقة حب في الله أن لايزيد بالبر ولا ينقص بالجفاء
“Cinta yang sejati karena Allah adalah cinta tersebut tidak bertambah karena kebaikan dunia semata-mata dan tidak berkurang karena sikap buruk dia dalam masalah dunia semata-mata.”
Sama dengan seperti halnya orang yang bersikap keras kepada kita (Mentahdzir) kita, maka kita jangan membalas dengan mentahdzir kembali. Itu namanya nafsu. Tapi apa ? kita ambil yang baik dan yang buruk kita tinggalkan.

Jadi, cara melatih ikhlas adalah harus dengan adanya Mujahadah dalam melatih diri. Melatih diri kita melakukan amalan-amalan yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kita. Karena secara umum hukum-hukum yang Allah turunkan itu, berkata Imam Ibnul Qoyyim
أحكام رب سبحانه كثير ما يأتي على أدراج الناس
“Hukum-hukum yang Allah turunkan itu kebanyakan tidak sesuai dengan ambisi keinginan manusia”
Lalu jika ada hadits-hadits yang mengatakan
الجامع الصغير وزيادته - (1 / 546)
حفت الجنة بالمكاره و حفت النار بالشهوات
“Surga itu dilingkupi dengan hal-hal yang susah”
Bagaimana mengsinkronkan hadits ini dengan bahwasannya iman itu manis, tapi kenapa surga itu dilingkupi dengan hal-hal yang susah?
Jawabannya.
Untuk awal-awal seseorang menempuh jalan Allah itu, karena hawa nafusnya belum ditundukkan, maka dia perlu berjuang di awalnya. Setelah Allah mengetahui kesungguhannya, barulah Allah akan memberikan hidayah kepada seseorang tersebut sesuai dengan kesungguhan dia, maka orang yang paling sempurna hidayahnya adalah orang yang paling besar perjuangannya. Itulah makna firman Allah.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan kami, merka itulah orang yang diberikan jalan-jalan kami” (Qs. Al Ankabut : 69).
Ibnul Qoyyim berkata, sewaktu menafsirkan ayat ini.

علق الله سبحانه هداية بالجهاد فأكمل الناس هداية أعظمهم جهادا
“Dalam ayat ini Allah menggandengkan antara hidayah darinya dengan kesungguhan manusia, hidayah dari Allah dengan mujahadah manusia, maka orang yang paling sempurna mendapatkan hidayah adalah orang yang paling besar pula perjuangannya.”
Oleh karena itu, seseorang tidak akan mendapatkan hidayah kebaikan, mustahil bahkan untuk mendapatkan kebaikan delam agama tanpa adanya usaha untuk melatih dirinya.
و صلى الله على نبينا محمد و على أله و على أصحابه و التــابعين و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Ditulis Oleh Abu Faris Abdirrahman
Intisari dari Kajian Ustadz. Abdullah Taslim. MA
Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar

PerpustakaanSarahLayaShafura. Diberdayakan oleh Blogger.