Berbagai
macam status bermunculan di dinding facebook, ribuan ungkapan dari
ribuan hati dan akal manusia yang menyampaikan apa yang dirasakannya,
sebagian dari mereka menggunakan facebook sebagai sarana untuk
menyampaikan dakwah, saling menasihati dalam kebaikan dan menerbitkan
catatan-catatan yang bermanfaat bagi kaum muslimin sehingga berada di
lingkungan facebook bersama mereka terasa menyejukkan, dengan berusaha
menghindari fitnah dalam dakwah di facebook beberapa ikhwah telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam menyebarkan dakwah sunnah
di Indonesia ini.
Namun
ibarat pedang bermata dua, facebook juga memiliki sisi negatif, bagi
mereka yang tidak mampu memilih teman yang baik untuk menjadi teman
“mudzakaroh”, facebook berubah menjadi sebuah “racun” yang membawa
penggunanya memasuki pergaulan yang tidak sesuai dengan syari’at Islam,
terlebih itu facebook bisa menjadi sarana yang bisa merusak akidah,
akhlak dan jiwa seseorang dalam prosesnya, sekali lagi, facebook
hanyalah benda mati yang tidak bisa dipersalahkan, namun yang harus
diperhatikan adalah bagaimana dalam menggunakan facebook itu sendiri.
Yang
menjadi fokus pembahasan dalam catatan ini adalah bahwa bagaimana kita
menjaga status dan apa yang kita sampaikan bukanlah menjadi sarana
perusak dari iman kita. Facebook memang suatu sarana bagi ikhwah untuk
menyampaikan perpanjangan perbuatan dari lidah penulisnya, jadi apa yang
telah dituliskan di status seseorang adalah termasuk juga sesuatu yang
disampaikan melalui lidahnya. Fungsi tangan dalam mengetik dalam status
menjadi pengganti dari fungsi lisan yang mengucapkan sesuatu, jika
ucapan itu baik maka akan berakibat baik juga bagi orang lain dan si
pengucapnya, namun sebaliknya jika ucapan itu buruk maka akan berakibat
buruk juga bagi orang lain dan si pengucap itu sendiri. Maka dari itu,
kami harapkan agar ikhwah benar-benar selalu menjaga “lisan” nya dalam
statusnya masing-masing...
Berikut
ini beberapa hal yang membuat pemilik status beresiko untuk merusak
imannya, dalam ke-isengannya menerbitkan status facebook yang tidak
bermanfaat :
BERBICARA DALAM HAL YANG TIDAK BERMANFAAT
Manusia
telah diberikan modal yang sangat berharga oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala, yakni usia atau waktu dalam kehidupannya, dengan waktu itu
manusia mampu mengumpulkan pahala yang banyak, sehingga lebih tepat
seorang mukmin menggunakan waktu yang ada pada dirinya untuk berdzikir
kepada Allah Ta’ala, saling menasihati dalam kebenaran dan menuntut ilmu
syar’i agar waktu yang ia miliki itu membawa kemanfaatan bagi dirinya.
Manusia
yang tidak menggunakan waktunya dengan hal-hal yang bermanfaat memiliki
tiga kerugian, pertama adalah dia rugi dengan keburukan yang dia
lakukan dengan bertambahnya dosa dari keburukannya itu, kedua apabila
perbuatannya tidak berbahaya maka dia telah kehilangan waktunya dengan
terbuang percuma, dan yang ketiga dia telah kehilangan waktu dalam
hidupnya untuk peluang menghasilkan pahala dan waktu itu tidak mungkin
ia dapatkan lagi. Sungguh merugi orang-orang yang membuang waktunya
dengan hal-hal yang tidak bermanfaat.
من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Cerminan baiknya ke-Islam-an seseorang apabila ia mampu meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya.” [HR. Tirmidzi (3/382), dinilai hasan oleh an-Nawawi rahimahullah dalam Riyadush Shalihin]
Meninggalkan
hal-hal yang tidak bermanfaat bermakna suatu hal yang tidak berpeluang
menghasilkan kebaikan dalam dunia dan akhiratnya sesuai ukuran syari’at
Islam, sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits yang shahih, bukan dengan
hal-hal yang hanya memuaskan nafsu duniawinya saja, jika seseorang
menggunakan waktunya untuk menulis suatu status yang tidak bermanfaat
untuk memuaskan dirinya dan nafsunya, atau untuk sekedar ber
-“haha-hihi” dalam facebook, menulis status yang tidak memiliki makna,
atau dengan tulisan-tulisan yang tidak bisa dipahami secara syar’i, maka
hal ini termasuk seseorang tersebut telah menunjukkan buruknya
ke-Islam-an dalam dirinya.
Mujahid
rahimahullah berkata “Aku pernah mendengar Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhu berkata, “Lima hal yang lebih aku sukai daripada hadiah berupa
unta pilihan (unta pilihan adalah kendaraan yang paling baik saat itu,
di masa sekarang mirip dengan kendaraan (mobil/motor) yang terbaik, lalu
di masa kini siapakah yang rela menyukai berdiam diri dari hal-hal yang
tidak bermanfaat dibanding diberi mobil / motor terbaik?) adalah :
1.
Jangan berbicara dalam perkara yang tidak bermanfaat bagimu, sebab hal
itu termasuk perbuatan sampah. Dikhawatirkan engkau akan mendapat dosa
disebabkan perbuatanmu itu.
2.
Jangan berbicara untuk perkara yang bermanfaat bagimu sampai engkau
memastikan sesuai waktunya, karena seringkali seseorang berbicara dalam
perkara yang bermanfaat baginya, tetapi pada waktu yang tidak tepat,
sehingga menyusahkannya.
3.
Jangan membantah orang bijak (shalih) dan orang pandir (jahil), sebab
seseorang yang shalih akan membencimu dan seseorang yang jahil akan
menyakiti hatimu.
4.
Jika saudaramu sedang pergi, sebutlah dengan apa yang engkau inginkan ia
menyebutmu. Maafkanlah ia dari apa yang engkau ingin ia memaafkanmu.
Dan bergaullah dengan cara yang engkau ingin ia melakukannya terhadapmu.
5. Berbuatlah dengan perbuatan orang yang memahami bahwa siapa yang membalas kebaikan, maka ia akan diberi penghormatan.
Maka
kami wasiatkan agar setiap mukmin dan mukminah yang beriman kepada Allah
Ta’ala serta Hari Akhir agar menjauhkan diri dari perkara-perkara yang
tidak bermanfaat dalam facebook, yakni dengan menuliskan status-status
yang jauh dari menasihati dalam kebenaran (dakwah kepada Allah Ta’ala).
BANYAK BICARA
Diriwayatkan
dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara
kalian dan yang paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat
kelak, yaitu orang yang terbaik akhlaknya. Dan orang yang paling aku
benci dan paling jauh kedudukannya dariku pada hari kiamat kelak, yaitu
tsartsarun, mutasyaddiqun dan mutafaihiqun". Sahabat bertanya : "Ya,
Rasulullah. Kami sudah mengetahui arti tsartsarun dan mutasyaddiqun,
lalu apa arti mutafaihiqun?" Beliau menjawab,"Orang yang sombong." [HR
at Tirmidzi, ia berkata: "Hadits ini hasan". Hadits ini dishahihkan oleh
al Albani dalam kitab Shahih Sunan at Tirmidzi, no. 2018]
(Tsartsarun),
banyak omong dengan pembicaraan yang menyimpang dari kebenaran.
(Mutasyaddiqun), kata-kata yang meremehkan orang lain dan berbicara
dengan suara lagak untuk menunjukkan kefasihannya dan bangga dengan
perkataannya sendiri. (Mutafaihiqun), berasal dari kata al fahq, yang
berarti penuh. Maksudnya, seseorang yang berbicara keras panjang lebar,
disertai dengan perasaan sombong dan pongah, serta menggunakan kata-kata
asing untuk menunjukkan, seolah dirinya lebih hebat dari yang lainnya.
Pembicaraan
yang sering ditulis dalam status kemudian mendapat kan komentar dari
sana-sini, plus lengkap dengan bumbu-bumbunya, sebagai contoh jika
seseorang marah kemudian menuliskannya dalam status facebooknya maka
teman-temannya dari kalangan juhala (orang-orang bodoh) akan
mengomentarinya dengan ucapan-ucapan yang mendukung agar kemarahannya
semakin besar dan sangat jarang sekali ada komentar yang memintanya
untuk beristighfar dan bersabar atas peristiwa apapun yang menimpanya.
Contoh yang lain ada ungkapan status yang menuruti kehendak syaithan
dengan ucapan-ucapan yang kotor, maka teman-temannya malah banyak yang
memberikan dukungan dalam keburukannya itu, na’udzubillahi min dzaalik.
Masih
juga banyak status-status lain yang tidak bermanfaat dan termasuk suatu
pemborosan uang dengan keluarnya pulsa dalam menuliskan status itu,
mulai dari sekadar curhat ringan akan suatu peristiwa yang menimpa
dirinya, ungkapan kekesalan yang sedang dirasakan hatinya, atau bahkan
yang lebih menggelikan sekali adalah berita cuaca dan keadaan
disekitarnya sampai rela dimasukkannya dalam status facebook, ada status
yang mengeluhkan pakainnya kehujanan, hari yang teramat panas, malam
yang dingin, tetangga yang usil, sampai ayam berkokok pun dimasukkannya
dalam status facebook. Yang lebih parah lagi ada yang rela mengeluarkan
pulsa hanya untuk menulis status di facebook dengan tulisan
“huahuahuahua” atau “wkwkwkwk”, lalu dimanakah iman mereka saat itu?
BANYAK MEMBICARAKAN KEBATHILAN
Melanjutkan
pembahasan pada poin di atas, perkataan-perkataan yang aneh yang
bermunculan di facebook bisa berakibat buruk bagi penulisnya, sangat
dikhawatirkan seseorang akan merusak dunia dan akhiratnya hanya
gara-gara tulisannya itu.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Sungguh seorang hamba
mengucapkan suatu kata yang “tidak jelas” baginya, namun menyebabkan ia
terseret ke neraka yang jaraknya lebih jauh dari Timur dan Barat.” [HR.
Al-Bukhari (11/308) dalam Fathul Baari dan Muslim (18/117) dalam Syarh
An-Nawawi]
An-Nawawi
rahimahullah berkata, “Maksud “tidak jelas” dalam hadits itu adalah
tidak memikirkan apakah perkataannya itu baik atau buruk.” [Riyadush
Shalihin (2/825)]
Termasuk
dalam hal ini adalah menuliskan status yang bisa bermakna menyombongkan
diri, seperti mengabarkan kebaikan yang akan dilakukan atau yang telah
dilakukan (contohnya seseorang mengabarkan dalam status bahwa dia akan
sholat malam, dia telah sholat berjamaah atau dia telah membantu
keluarga dan orang tuanya) hal ini bisa menumbuhkan sikap riya’ dan
ingin dipuji orang lain atau minimal kebaikan kita ingin diketahui oleh
orang banyak.
BERSITEGANG
Banyak
sekali kita jumpai para kaum muslimin suka bersitegang dalam status dan
komentar di facebook, dan kadang-kadang memang banyak orang yang
“memancing di air keruh” kalau tidak bisa dibilang memang hobby
berdebat, atau yang paling menyedihkan mereka-mereka ini adalah orang
yang jauh dari pemahaman ilmu agama, kadang hanya karena perkara yang
sepele saja yang tidak ada hubungannya dengan perkara agama mereka suka
bersitegang dan mengeluarkan kata-kata yang buruk.
Dari
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :”Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang
paling sengit dalam menuduh dan membela diri.” [HR. Al-Bukhari (5/106)
dalam Fathul Baari]
Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :”Dipastikan masuk surga
orang yang memberi makan dan senantiasa mengucapkan perkataan yang
baik.” [HR. Ath-Thabrani dengan sanad yang jayyid]
Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Hindarilah
neraka meski dengan sebiji kurma, dan siapa yang tidak memiliki sebiji
kurma maka cukup dengan perkataan yang baik.” [HR. Muslim (7/95) dalam
Syarh An-Nawawi]
Dan
masih banyak lagi yang membuat perbuatan orang-orang yang mengaku muslim
dalam facebook mengerjakan perbuatan-perbuatan dalam menulis statusnya
yang bisa berpotensi merusak orang lain, termasuk perempuan-perempuan
yang mengumbar fitnah dan kata-kata yang manja dalam facebook serta
ucapan-ucapan kotor yang lain.
NASEHAT KAMI KEPADA PENGGUNA FACEBOOK DARI KALANGAN KAUM MUSLIMIN
1.
Janganlah pernah membuang waktu dan harta anda dengan menulis status
yang tidak bermanfaat dan tidak memiliki nilai nasihat serta kebenaran
yang sesuai Al-Qur’an dan Hadits yang shahih. Justru hal ini termasuk
perbuatan yang sia-sia dan merupakan pemborosan.
2.
Jika ada status “aneh” nyelonong ke dalam “wall” anda, maka berilah
komentar dengan nasihat yang baik serta lembut karena perkataan yang
lembut bisa mencuci noda sakit hati yang meresap sampai ke seluruh
anggota badan, hindarilah mendebatnya, jika nasihat anda tidak diterima
maka tinggalkan saja, jika semakin banyak status yang aneh muncul lagi
dari orang yang sama maka kami sarankan dihapus saja dari pertemanan,
karena orang seperti ini tidak bisa dinasihati dan mengikuti hawa
nafsunya.
3.
Rajin-rajinlah dalam menyortir teman yang mengajukan pertemanan kepada
anda dari melihat info yang ada pada mereka, lihat juga siapa
teman-teman yang dia miliki, jika sebagian besar temannya banyak
memiliki keburukan (dilihat dari foto profil yang tidak senonoh) maka
kami sarankan diabaikan saja pertemanan ini.
4. Jangan pernah membuka pintu fitnah dengan berkhalwat dengan lawan jenis yang bukan mahram dalam obrolan.
5.
Perhatikan undangan dari group atau halaman yang tidak sesuai dengan
Al-Qur’an dan sunnah yang shahih, abaikan saja undangan group atau
halaman yang berpotensi merusak akidah dan iman kita, atau yang bersifat
tidak bermanfaat dan memboroskan waktu serta biaya.
6.
Jangan takut dengan perkataan atau komentar miring jika kita berlaku
tegas kepada seseorang yang suka mengganggu dalam facebook, seorang
mukmin harus tegas dalam menjaga agamanya dengan tetap mengedepankan
adab dan akhlak dalam berdakwah.
7.
Tidak ada salahnya membentuk group tertentu yang membahas suatu
permasalahan secara khusus, sehingga bisa diambil manfaatnya bagi yang
masih awam dan bisa menyampaikan dakwah dengan jelas dan tuntas bagi
yang memiliki ilmu.
Demikian
sekelumit hal yang bisa kami sampaikan dalam hal ber –“status” ria
dalam facebook, semoga antum semua bisa mengambil manfaatnya dan menjadi
muhasabah kembali apa saja yang telah kita sampaikan dalam status
facebook kita. Apakah status kita tergolong status yang bermanfaat atau
justru sebaliknya menjadi golongan status yang sia-sia atau mengajak
dalam keburukan.
Wahai
saudaraku ikhwani wa akhwati fillah, sudah saatnya mulai dari detik ini
untuk meninggalkan status “abal-abal”, sudah waktunya untuk menjauhi
status yang bisa menjerumuskan kita dalam jurang kenistaan dan
menampakkan dengan jelas kondisi ke-Islam-an kita di hadapan orang lain,
sudah seharusnya kita merasa malu untuk menulis status yang tidak
memiliki manfaat.
Wallahu a’lam bish showab.
Pada :
Posting Komentar